Selasa, 20 Oktober 2009

ANALISA AIR

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANALISA

Semester : III (Tiga)
Kelompok : II ( Dua )
Judul percobaan : ANALISA AIR
Tanggal percobaan : 29 Agustus 2009


NAMA : DEDY ANWAR
NIM : 080405009












LABORATORIUM KIMIA ANALISA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009


LABORATORIUM KIMIA ANALISA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PENGESAHAN

NAMA / NIM : Dedy Anwar
KELOMPOK : II (dua)
MODUL : ANALISA AIR
TGL. PERCOBAAN : 29 Agustus 2009













Medan, 2009 Asisten,


(Indra Azmi Marpaung)



LABORATORIUM KIMIA ANALISA
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

LEMBAR PENUGASAN
NAMA / NIM : Dedy Anwar / 080405009
Andriani Dewi / 080405030
Juliananta Sitepu / 080405060
KELOMPOK : II (dua)
MODUL : ANALISA AIR
TGL. PERCOBAAN : 29 Agustus 2009












Medan, 2009 Asisten,


(Indra Azmi Marpaung)



KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Kimia Analisa Modul Analisa Air dengan sebaik-baiknya dan tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah sebagai syarat untuk menyelesaikan Praktikum Kimia Analisa dan agar dapat mengikuti praktikum-praktikum selanjutnya yang ada di Departemen Teknik Kimia. Selain itu pembuatan Laporan Praktikum Kimia Analisa ini adalah sebagai bukti hasil dari percobaan-percobaan yang dilakukan saat praktikum, dan untuk melengkapi tugas dari Praktikum Kimia Analisa.
Penulisan laporan ini didasarkan pada hasil percobaan yang dilakukan selama praktikum serta literatur-literatur yang ada baik dari buku maupun sumber lainnya.
Dengan ini, praktikan juga menyampaikan terima kasih kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik materil maupun spiritual.
2. Kepala Laboratorium Kimia Analisa, Ibu Maulida, ST, MSc..
3. Asisten-asisten Laboratorium Kimia Analisa, terutama asisten yang menangani modul ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa seangkatan, secara istimewa Kelompok II yang membantu praktikan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam penulisan laporan ini.
Laporan ini merupakan tulisan yang dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan. Tentu ada kelemahan dalam teknik pelaksanaan maupun dalam tata penulisan laporan ini. Maka saran-saran dari pembaca dibutuhkan dalam tujuan menemukan refleksi untuk peningkatan mutu dari laporan serupa di masa mendatang. Akhir kata, selamat membaca dan terima kasih.
Medan, 1 September 2009
Penulis,

Dedy Anwar


BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Analsia air termasuk ke dalam kimia analisa kuantitatif karena menentukan kadar suatu zat dalam campuran zat-zat lain. Prinsip analisa air yang digunakan adalah prinsip titrasi dan metode yang digunakan adalah metode indikator warna dan secara umum termasuk ke dalam analisa volumetrik.
Air yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari tidak pernah ditemukan dalam keadaan murni. Biasanya air tersebut mengandung zat-zat kimia dalam kadar tertentu, baik zat-zat kimia anorganik maupun zat-zat kimia organik. Apabila kandungan zat-zat kimia tersebut terlalu banyak jumlahnya didalam air, air tersebut dapat menjadi sumber bencana yang dapat merugikan kelangsungan hidup semua makhluk sekitarnya. Kini dengan adanya pencemaran-pencemaran air oleh pabrik maupun rumah tangga, kandungan zat-zat kimia di dalam air semakin meningkat dan pada akhirnya kualitas air tersebut menurun. Oleh karena itu, diperlukan analisa air untuk menentukan dan menghitung zat-zat kimia yang terkandung di dalam air sehingga dapat diketahui air tersebut membahayakan kesehatan, layak tidaknya dikonsumsi maupun sudah tercemar atau belum (anonim, 2009).

1.2Rumusan Masalah
Perumusan masalah pada percobaan analisa air adalah bagaimana cara menentukan alkalinitas air.

1.3Tujuan
Tujuan percobaan analisa air, antara lain:
1.Mempelajari beberapa cara penganalisaan air.
2.Mengetahui standar kualitas air minum menurut Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia
3.Mengetahui cara-cara pengambilan sampel untuk penganalisaan air.



1.4Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh pada percobaan ini antara lain dapat mengetahui cara menganalisa air, Dan dapat menentukan kadar alkalinity air, serta dapat menganalisa kualitas sampel air yang diuji.

1.5Ruang Lingkup
Percobaan analisa air dilakukan di Laboratorium Kimia Analisa Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dengan keadaan ruangan bersuhu 30oC dan tekanan udara 760 mmHg.
Bahan-bahan yang digunakan antara lain air sungai Kenanga Raya, Medan, air minum kemasan “Aqua” indikator metil jingga, dan H2SO4 0,02 N. Peralatan-peralatan yang digunakan antara lain buret, statif, erlenmeyer, gelas ukur, beaker glass, corong, dan pipet tetes.





























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Sampel
Air merupakan senyawa kimia yang paling aman dan paling dibutuhkan seluruh makhluk hidup karena tanpa air, makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup. Ilmu yang mempelajari tentang kandungan, sifat-sifat, proses penyebaran, dan kebiasaan alami air dikenal dengan hidrologi. Hidrologi merupakan induk ilmu untuk percabangan teknik sipil, dan hidrologi mempelajari masalah persediaan air dan penyaluran kotoran, sistem pengaliran air dan irigasi, peraturan navigasi dan sungai, dan pengendalian banjir dan tenaga air (anonim, 2009).
2.1.1 Air Sungai (“Kenaga Raya”)
Sungai merupakan jalan air alami mengalir menuju samudera, danau, Laut atau ke sungai yang lain. Pada beberapa kasus sebuah sungai secara sederhana mengalir meresap kedalam tanah sebelum menemukan badan air lainya. Dengan melalui sungai adalah cara yang biasa bagi air hujan yang turun di daratan untuk mengalir ke laut atau tampungan air yang besar seperti danau .
Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologis. Air dalam sundai umumnya terkumpul dari presipitasi seperti hujan, embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan dibeberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan Es/salju. Selain itu air juga mengalirkan sidimen dan polutan (Anonim.2009).
Sungai Kenanga Raya terletak di daerah Tanjung Mulia kota Medan. Sungai yang berada di tengah – tengah kota Medan ini memiliki kondisi yang sangat mengkhawatirkan sekali. Ketika praktikan mengampil sampel kesana. Ketika itu sungai dalam kondisi normal, artinya airnya tidak pasang, tidak surut dan tidak keruh, sebenarnya airnya tidak jernih akibat banyaknya sampah dan aliran limbah rumah tangga ke sungai.
2.1.2 Air Minum Kemasan (“Aqua”)
Air minum kemasan atau dengan istilah AMDK (Air Minum Dalam Kemasan), merupakan air minum yang siap di konsumsi secara langsung tanpa harus melalui proses pemanasan terlebih dahulu.
Air minum dalam kemasan merupakan air yang dikemas dalam berbagai bentuk wadah 19 ltr atau 5 galon , 1500 ml / 600 ml ( bottle), 240 ml /220 ml (cup).
Air kemasan diproses dalam beberapa tahap baik menggunakan proses pemurnian air (Reverse Osmosis / Tanpa Mineral) maupun proses biasa Water treatment processing (Mineral), dimana sumber air yang digunakan untuk Air kemasan mineral berasal dari mata air pengunungan, Untuk Air kemasan Non mineral biasanya dapat juga digunakan dengan sumber mata air tanah / mata air pengunungan (anonim,2009).
Air “Aqua” telah melewati proses pemurnian secara alami selama perjalanannya dari pegunungan hingga mencapai sumber mata air bawah tanah. Sepanjang perjalanannya ini, air menyerap mineral dan menjaga keseimbangannya sebagaimana di sumber mata air asalnya, yang merupakan mineral penting bagi kesehatan tubuh.
Sumber mata air yang dipilih tidaklah sembarangan. Aqua berasal dari sumber mata air terpilih yang mewakili sebagian dari sumber mata air alami terbaik di Indonesia. Menemukan mata air yang sesuai kriteria Aqua bukanlah pekerjaan mudah. Pada saat menemukan sumber mata air alami, harus dipastikan bahwa setiap sumber mata air pegunungan harus memenuhi 9 poin kriteria yang kemudian melewati 5 tahap proses seleksi yang ketat sebelum akhirnya dapat dijadikan sumber mata air untuk Aqua (anonim, 2009).

2.2 Alkalinitas
Alkalinitas adalah suatu parameter kimia perairan yang menunjukan jumlah ion carbonat dan bicarbonat yang mengikat logam golongan alkali tanah pada perairan tawar. Nilai ini menggambarkan kapasitas air untuk menetralkan asam, atau biasa juga diartikan sebagai kapasitas penyangga (buffer capacity) terhadap perubahan pH. Perairan.mengandung alkalinitas ≥20 ppm menunjukkan bahwa perairan tersebut relatif stabil terhadap perubahan asam/basa sehingga kapasitas buffer atau basa lebih stabil. Selain bergantung pada pH, alkalinitas juga dipengaruhi oleh komposisi mineral, suhu, dan kekuatan ion. Nilai alkalinitas alami tidak pernah melebihi 500 mg/liter CaCO3. Perairan dengan nilai alkalinitas yang terlalu tinggi tidak terlalu disukai oleh organisme akuatik karena biasanya diikuti dengan nilai kesadahan yang tinggi atau kadar garam natrium yang tinggi (Anonim 2009).
Tabel 2.1 Kualitas air berdasarkan alkalinitas (Swingle, 1968)
Alkalinitas (mg/l)
Kondisi perairan
0 – 10
Tidak dapat dimanfaatkan
10 – 50
Alkalinitas rendah, kematian mungkin terjadi, CO2 rendah, pH bervariasi, dan perairan kurang produktif
50 – 200
Alkalinitas sedang, pH bervariasi, CO2 sedang, produktivitas sedang
>500
pH stabil, produktivitas rendah, ikan terancam



2.3 Kesadahan Air
Kesadahan pada air mungkin disebabkan oleh adanya satu atau lebih ion. Ini termasuk hidroksida, karbonat, dan bikarbonat. Ion hidroksida selalu ada di dalam air, walaupun terkadang konsentrasinya sangat kecil. Tetapi, hidroksida dengan konsentrasi tinggi di saluran air alami dianggap tidak biasa, kecuali setelah melewati penapisan jenis tertentu. Jumlah karbonat yang kecil ditemukan pada saluran air alami di tempat tertentu, sangat jarang melebihi 3 atau 4 grain/gallon. Mereka juga dapat ditemukan di air setelah penapisan, seperti pelembut lime soda ash. Bikarbonat adalah sumber yang paling umum penyebab alkalinitas. Hampir semua saluran alami memiliki jumlah yang dapat dihitung, dari 0 sampai sekitar 50 grain/gallon.
Alkalinitas. Alkalinitas dari air bisa didefinisikan sebagai kapasitasnya terhadap asam netral. Zat alkali di dalam air termasuk hidroksida. Alkalinitas dapat dideteksi oleh rasanya yang asam dan mereka menyebabkan kertas litmus merah menjadi biru (pH test paper). Konsentrasi Fosfat dan Silika jarang ditemukan di saluran alami rumah. Senyawa yang mengandung ion ini dapat digunakan dalam proses penapisan air yang bervariasi. Konsentrasi alkalinitas menengah
diinginkan oleh hampir semua sumber air untuk menyeimbangkan antara efek korosif dan asam. (anonim,2009)
Tetapi, jumlah yang berlebihan menyebabkan beberapa masalah. Ion ini tentu bebas berada di air, tetapi mereka ada di kation, seperti kalsium, magnesium, dan natrium. Anda mungkin tidak akan memperhatikan kondisi alkali karena ion bikarbonat, kecuali ada dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, anda harus siap mendeteksi alkalinitas walaupun memiliki jumlah karbonat dan ion hidroksida yang sangat kecil.
Air dengan alkali tinggi memiliki rasa seperi soda. Peraturan EPA membatasi alkalinitas dalam total padatan terlarut (500 ppm) dan beberapa lebih dibatasi oleh pH. Alkali yang memiliki kandungan mineral tinggi juga menyebabkan pengeringan yang berlebihan terhadap kulit karena pada faktanya, mereka menghilangkan kelembaban pada kulit. Masalah pada alkalinitas dapat dihilangkan oleh reverse osmosis bersama dengan total padatan terlarutnya. Metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode tersebut tidak cocok digunakan untuk
perumahan dibandingkan jika menggunakan reverse osmosis. Metode ini adalah distilasi dan deionisasi. Beberapa metode lain juga dapat menghilangkan alkalinitas, namun metode ini tidak baik digunakan di rumah. Metode tersebut adalah :
1.Penghilang padatan dengan lime soda ash. Pada saat yang sama, proses ini akan mem-persipirasi jumlah yang seimbang dari alkalinitas. Pelembutan dengan lime biasanya dilarang digunakan oleh industri dan penerapan dalam skala besar lainnya. Pelembutan lime akan mengurangi total alkalinitas, pelembutan lime mengubah HCO3 menjadi C03, ion alkalinitas yang lebih kuat.
2.Anion resin yang diregenerasi oleh natrium klorida menghilangkan semua anion (karbonat, bikarbonat, sulfat, dan nitrat). Ia mengganti anion dengan persamaan kimia yang seimbang terhadap ion klorida. Kerugian dari proses ini adalah hampir semua dari kasus menghasilkan
konsentrasi ion klorida yang tinggi. Pada titik kejenuhan, resin memiliki kecenderungan untuk mengeluarkan kembali konsentrasi tinggi yang dibawa anion termasuk nitrat. Untuk pemakaian
perumahan, hasil seperti ini tentu tidak diinginkan karena alkalinitas asli.
3.Pemberian asam mineral akan menetralisir alkalinitas air. Asam hidroklorin, asam sulfur, atau kombinasi dari keduanya dapat digunakan. Proses ini mengubah bikarbonat dan karbonat
menjadi asam karbon. Pada titik ini, dianjurkan untuk melakukan beberapa metode untuk mengeluarkan gas karbondioksida keluar ke atmosfer. Kerugian dari teknik ini jelas. Diperlukan kontrol yang presisi dalam proses dan kehati-hatian dalam menangani asam yang pekat (Anonim,2009).

2.4 Analisa Umum pada Air

Air merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, khususnya air minum Tetapi ketersediaan air minum yang memenuhi syarat semakin sulit dipenuhi, terlebih lagi daerah-daerah resapan air yang telah dirubah menjadi pemukiman penduduk, limbah-limbah industri yang mencemari sungai-sungai, semakin mempersulit masyarakat untuk mendapatkan air yang layak untuk di minum.
Definisi air minum
Di dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, disebutkan bahwa air Minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum.
Persyaratan air minum
Walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, tetapi terdapat resiko kalau air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Walaupun bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, tetapi banyak zat berbahaya, terutama logam, tidak dapat dihilangkan dengan cara mendidihkan air.
Jadi, air yang akan digunakan untuk air minum tidak bisa sembarang air, misalnya di rumah anda, sumber air berasal dari air tanah, yang diambil dengan menggunakan jetpump, meskipun secara kasat mata tampak jernih, tetapi belum tentu memenuhi syarat, karena kondisi lingkungan disekitarnya akan sangat menentukan kualitas air tersebut. Untuk memastikan apakah air tanah yang ada di rumah anda memenuhi syarat untuk di minum atau tidak, sebaiknya anda membawa sampel air tersebut ke laboratorium pengujian seperti Sucofindo, atau lab-lab swasta lain yang banyak menjual jasa untuk pemeriksaan air, tapi cek juga, apakah lab yang akan anda gunakan sudah terakreditasi atau belum. Ini untuk menjamin akurasi hasil pemeriksaan. Jika lab-nya sudah terakreditasi, maka validitas hasil pengujian tentunya lebih terpercaya.
Syarat air minum tercantum dalam Keputusan Menteri Kesehatan No. 907/MENKES/SK/VII/2002.. Persyaratan kualitas air minum meliputi persyaratan bakteriologis, kimiawi, dan fisik. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung logam berat dan bakteri patogen seperti E. Coli.. Untuk lebih detil mengetahui rincian syarat air minum, anda dapat melihatnya dalam Kepmenkes tersebut (anonim,2009).
Syarat tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna
Artinya jika air yang akan anda gunakan memiliki bau, rasa atau warna, berarti air tersebut telah tercemar.
Syarat tidak mengandung logam berat
Ion logam berat dapat mendenaturasi protein, disamping itu logam berat dapat bereaksi dengan gugus fungsi lainnya dalam biomolekul. Karena sebagian akan tertimbun di berbagai organ terutama saluran cerna, hati dan ginjal, maka organ-organ inilah yang terutama dirusak
Syarat tidak mengandung bakteri pathogen
Bakteri patogen yang tercantum dalam Kepmenkes yaitu Escherichia colli, Clostridium perfringens, Salmonella. Bakteri patogen tersebut dapat membentuk toksin (racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberpa jam, dapat menyebabkan muntaber (anonim, 2009).

2.5 Standar Baku Mutu Air
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/menkes/sk/xi/2002 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan industri terdapat pengertian mengenai Air Bersih yaitu air yang dipergunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dapatdiminum apabila dimasak (anonim,2009).
Berikut baku mutu untuk kriteria air berdasarkan Kep.Men Lingkunagn Hidup :
2.5.1 Air Bersih
Mengingat betapa pentingnya air bersih untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
Tabel 2.2 Syarat Baku Mutu Air bersih
No.
Parameter
Satuan
Kadar Makasimum
Keterangan
A.Fisika
1
Bau
-
-
Tidak Berbau
2
Jumlah zat padat terlarut (TDS)
mg/L
1000
-
3
Kekeruhan
Skala NTU
5
-
4
Rasa
-
-
Tidak Berasa
5
Suhu
0°C
Suhu Udara ±3°C
-
6
Warna
Skala TCU
15
-
B. Kimia
a. Kimia Anorganik
1
Air Raksa
mg/L
0,001

2
Arsan
mg/L
0,05

3
Besi
mg/L
1,0

4
Fluorida
mg/L
1,5

5
Kadmium
mg/L
0,005

6
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
500

7
Klorida
mg/L
600

8
Kronium, valensi 6
mg/L
0,05

9
Mangan
mg/L
0,5

10
Nitrat, sebagai N
mg/L
10

11
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0

12
pH
mg/L
0,05

13
Salenium
mg/L
0,01

14
Seng
mg/L
15

15
Sianida
mg/L
0,1

16
Sulfat
mg/L
400

17
Timbal
mg/L
0,05

b. Kimia Organik
1
Aldrin
mg/L
0,0007

2
Benzen
mg/L
0,01

3
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001

4
Chloroform
(total isomer)
mg/L
0,007

5
Chloroform
mg/L
0,03

6
2,4-D
mg/L
0,10

7
DDT
mg/L
0,03

8
Detergen
mg/L
0,5

9
1,2-DiCloroethene
mg/L
0,01

10
1,1-Dicloroethene
mg/L
0,0003

11
Heptachlor dan Heptachlor epoxide
mg/L
0,003

12
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001

13
Gamma-HCH (Lindane)
mg/L
0,004

14
Methoxychlor
mg/L
0,10

15
PentaChloropenol
mg/L
0,01

16
Pestisida total
mg/L
0,10

17
2,4,6-trichloropenol
mg/L
0,01

18
Zat organik (KmnO­4)
mg/L
10

c. Mikrobiologik
1
Total Koliform (MPN)
Jumlah per 100 ml
0
Bukan Air pipaan
2
Koliform tinja belum diperiksa
Jumlah per 100 ml
0
Bukan Air pipaan
d. Radio Aktivitas
1
Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)
Bg/L
0,1

2
Aktivitas Beta (Gross Beta activity)
Bg/L
1,0


Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

2.5.2 Air Minum
Mengingat betapa pentingnya air minum untuk kebutuhan manusia, maka kualitas air tersebut harus memenuhi persyaratan, yaitu :
Tabel 2.3 Syarat Baku Mutu Air Minum
No.
Parameter
Satuan
Kadar Makasimum
Keterangan
A.Fisika
1
Bau
-
-
Tidak Berbau
2
Jumlah zat padat terlarut (TDS)
mg/L
1000
-
3
Kekeruhan
Skala NTU
5
-
4
Rasa
-
-
Tidak Berasa
5
Suhu
0°C
Suhu Udara ±3°C
-
6
Warna
Skala TCU
15
-
B. Kimia
a. Kimia Anorganik
1
Air Raksa
mg/L
0,001

2
Aluminium
mg/L
0,2

3
Arsan
mg/L
0,05

4
Bakium
mg/L
1,0

5
Besi
mg/L
0,3

6
Fluorida
mg/L
1,5

7
Kadmium
mg/L
0,005

8
Kesadahan (CaCO3)
mg/L
500

9
Klorida
mg/L
250

10
Kronium, valensi 6
mg/L
0,05

11
Mangan
mg/L
0,1

12
Natrium
mg/L
200

13
Nitrat, sebagai N
mg/L
10

14
Nitrit, sebagai N
mg/L
1,0

15
Perak
mg/L
0,05

16
Salenium
mg/L
0,01

17
Seng
mg/L
5,0

18
Sianida
mg/L
0,1

19
Sulfat
mg/L
400

20
Sulfida (sebagai H2S)
mg/L
0,05

21
Tembaga
mg/L
1,0

22
Timbal
mg/L
0,05

b. Kimia Organik
1
Aldrin
mg/L
0,0007

2
Benzen
mg/L
0,01

3
Benzo (a) pyrene
mg/L
0,00001

4
Chloroform
(total isomer)
mg/L
0,0003

5
Chloroform
mg/L
0,03

6
2,4-D
mg/L
0,10

7
DDT
mg/L
0,03

8
Detergen
mg/L
0,05

9
1,2-DiCloroethene
mg/L
0,01

10
1,1-Dicloroethene
mg/L
0,0003

11
Heptachlor dan Heptachlor epoxide
mg/L
0,003

12
Hexachlorobenzene
mg/L
0,00001

13
Gamma-HCH (Lindane)
mg/L
0,004

14
Methoxychlor
mg/L
0,03

15
PentaChloropenol
mg/L
0,01

16
Pestisida total
mg/L
0,10

17
2,4,6-trichloropenol
mg/L
0,01

18
Zat organik (KmnO­4)
mg/L
10

c. Mikrobiologik
1
Koliform Tinja
Jumlah per 100 ml
0

2
Total Koliform
Jumlah per 100 ml
0
95% dari Sampel yang diperiksa selama setahun kadang boleh ada 3 per 100 ml sampel air. Tetapi tidak berturut-turut
d. Radio Aktivitas
1
Aktivitas Alpha (Gross Alpha activity)
Bg/L
0,1


Keterangan :
mg = miligram
ml = milliliter
L = Liter
Bg = Beguerel
NTU = Nepnelometrik Turbidity Units
TCU = True Colour Units
Logam berat merupakan logam terlarut

2.5.3 Limbah Cair
Mengingat betapa pentingnya air. Air limbah yang dizinkan untuk dibuang ke alam dengan persyaratan, yaitu :
BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK

Tabel 2.4 Syarat Baku Mutu Air Limbah
Parameter
Satuan
Kadar Maksimum
Ph
-
6-9
BOD
mg/L
100
TSS
mg/L
100
Minyak dan Lemak
mg/L
10


2.6 Aplikasi Analisa Air dalam Industri

Salah satu aplikasi atau penerapan dari Analisa Air ini adalah pada proses pengolahan air perkotaan. Pengolahan air perkotaan menggunakan proses soda dingin. Dengan menggunakan proses ini, kesadahan air dapat diturunkan sampai 35 ppm jika cukup peluang diberikan untuk berlangsungnya pengendapan.
Salah satu cara yang digunakan untuk mengatasi keadaan lewat-jenuh (supersaturasi) dalam proses gamping dingin soda ialah dengan mengkontakkan lumpur yang diendapkan sebelumnya. Bila lumpur ini dikenakan pada air yang belum diolah dan bahan kimia permukaannya, atau “benih” akan membantu terjadinya pengendapan. Hasilnya berupa reaksi yang lebih cepat dan lebih lengkap yang menghasilkan partikel yang lebih besar dan lebih mudah menguap. Peralatan yang dikembangkan untuk kontak ini, dibuat oleh Infileo, Inc, yang dinamakan Accelerator. Permutit Spaulding Precipitator mempunyai dua kompartemen, satu untuk mencampur dan mengaduk air mentah dengan bahan-bahan kimia pelunak dan lumpur yang sudah terbentuk sebelumnya, dan satu lagi untuk mengendapkan dan menyaring air yang telah dilunakkan pada waktu mengalir ke atas melalui liputan lumpur yang tersuspensi. Mesin seperti ini dapat mempersingkat sedimentasi dari 4 jam menjadi kurang dari 1 jam dan biasanya juga mengurangi pemakaian bahan kimia. (anonim,2009)
Kekuatan utama tehadap proses gamping dingin soda ialah besarnya volume lumpur basah yang terbentuk. Pembuangan lumpur ini merupakan masalah dan biayanya mahal. Permutit Spicator menggunakan presipitasi (pengendapan) sebagai katalis. Hal ini dapat mengurangi volume dan kandungan sisa air lumpur. Volumenya tinggi 12 persen dari proses yang konvensional dan limbah padat yang dihasilkan hampir mempunyai pasir basah saja.

Gambar 2.1. Flowsheet Pengolahan Air Perkotaan
Deskripsi prosesnya sebagai berikut air umpan dengan kesadahan 376 ppm diaerasi kemudian disalurkan ke pelunak klasifikator bersama dengan alumunium sulfat, hidrat gamping, dan karbon aktif sehingga menghasilkan pengendapan. Air itu selanjutnya diproses di bak rekarbonasi yang hasilkan akan disalurkan ke filter pasir lalu dikloroinasi dengan kloroinator yang akhirnya menghasilkan air yang memiliki kesadahan sebesar 77 ppm. (anonim,2009)


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Bahan

3.1.1. H2SO4 (Asam Sulfat)
a.Sifat fisika
Berat molekul : 98,08 gr/mol
Titik didih : 3400C
Titik lebur : 100C
Densitas relative : 1,8 gr/cm3
Tidak berbau
Tidak berwarna
b.Sifat kimia
Merupakan cairan yang higroskopis
Merupakan asam kuat
Bersifat korosif pada logam
Saat pemanasan, terbentuk uap beracun (SOn)
Merupakan asam bervalensi dua
Terurai dengan 95% etil alcohol
Dapat menimbulkan hujan asam : 2SO2 + O2 2SO3
SO3 + H2O H2SO4

3.1.2. Air (H2O)
a.Sifat fisika
Berat molekul : 18,016 gr/mol
Titik didih : 1000C
Titik lebur : 00C
Densitas bentuk cairan : 1 gr / cm3
Densitas bentuk es : 0.915 gr / cm3
Tidak berwarna
Bentuk kristal heksagonal
b.Sifat kimia
pH saat keadaan murni 7
Larut dalam 95% etil alcohol
Larut dalam etil eter
Pelarut yang baik
Bukan merupakan zat pengoksidasi kuat
Lebih bersifat reduktor daripada oksidator
Reaksi dengan logam besi menghasilkan Fe3O4
3Fe + 4H2O Fe3O4 + 4H2
3.1.3. Metil Jingga
a.Sifat fisika
Berat molekul : 372,33 gr/mol
Berbentuk bubuk berwarna merah atau kuning orange
Pada suhu kamar berbentuk larutan
Rumus molekul : (CH3)2NC6H4N2C6H4SO3Na
Spesifik garvitasi : 1
Tidak berbau
b.Sifat kimia
Trayek pH 3,1 – 4,4
Berwarna merah dalam asam
Stabil saat penggunaan maupun penyimpanan
Tidak menguap pada suhu 70 F
Terurai menghasilkan Cox, NOx, dan Sox
Larut dalam air

3.2 Alat
3.2.1 Nama Alat
1. Statif,
Fungsi : sebagai penjepit buret
2. Buret,
Fungsi : sebagai alat pentiter
3. Erlenmeyer,
Fungsi : sebagai wadah larutan yang akan dititrasi
4. Gelas ukur,
Fungsi : sebagai penakar volume yang akan digunakan
5. Beaker Gelas,
Fungsi : sebagai penakar larutan yang akan digunakansebagai wadah larutan
6. Corong kaca,
fungsi : untuk menuang larutan ke alat bermulut kecil
7. Pipet tetes,
Fungsi : untuk mengmbil larutan dalam jumlah sedikit

3.2.2 Gambar Peralatan







Statif Gelas ukur Beaker Glass





Pipet tetes Erlen meyer corong


Buret

Gambar 3.1 Peralatan Analisa Air


3.3 Prosedur Praktikum
Analisa Alkalinitas
1.100 ml larutan sampel dimasukkan ke erlenmeyer
2.3 tetes metil orange ditambahkan ke larutan
3.Larutan dititrasi dengan H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange
4.Volume H2SO4 0,02 N hingga larutan berwarna orange
5.Kadar alkalinity dihitung dengan rumus:
V H2SO4 x N H2SO4
Alkalinitas (mg CaCO3/L) = ---------------------- x 1000 x 50,4
Volume sample


































3.4 Flowchart
3.4.1 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel “Aqua”



Gambar 3.2. Flowchart Analisa Alkalinitas Aqua


3.4.2 Flowchart Analisa Alkalinitas Sampel “Air Sungai Kenanga Raya”



Gambar 3.3. Flowchart Analisa Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya



BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
I. Air Sungai Kenanga Raya
Tabel 4.1 Data Analisa Air Sungai


















II. Air Aqua
Tabel 4.2 Data Analisa Air Sungai

















































4.2 Pembahasan

Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan selama percobaan sehingga mempengaruhi nilai dari alkalinitas sample yang di ukur, yaitu :
1. Pembacaan buret yang tidak tepat ketika berlangsungnya titrasi, mengakibatkan volume zat pentiter tidak tepat sehingga hasil analisa yang diperoleh tidak akurat.
2. Praktikan kurang berhati-hati saat melakukan percobaan, misalnya sering terjadi kelebihan beberapa tetes larutan pentiter saat titrasi sehingga hasil yang diperoleh menjadi tidak tepat.
3. Bahan atau larutan yang digunakan seperti larutan standar mungkin sudah terkontaminasi dan kadaluarsa.

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Sungai Kenaga Raya :

Gambar. 4.1 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Sungai Kenanga Raya

Berikut Grafik Perbedaan Volume H2SO4 terhadap sampel, Air Aqua :

Gambar. 4.2 Grafik Volume H2SO4 terhadap titrasi Air Aqua














BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat praktikan ambil dari percobaan ini adalah :
1. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasamaan dalam air.
2. Alkalinitas Air Sungai Kenanga Raya Lebih besar dari pada air Aqua
3. Alkalinitas dari air aqua yang diperoleh dari percobaan ini adalah 362,88 mg/L
4. Alkalinitas dari iar sungai Kenaga Raya yang diperoleh dari percobaan ini adalah 831,6 mg /L


5.2Saran
Adapun saran yang dapat saya sampaikan untuk praktikum ini adalah :
1.Praktikan diharapkan lebih teliti dalam membaca alat dan menetapkan hasil akhir agar galat yang ada tidak besar .
2.Praktikan diharapkan utuk belajar seputar percobaan sebelum melakukan percobaan ini.
3.Praktikan diharapkan agar selalu semangat dalam menghadapi kesulitan–kesulitan yang ada saat praktikum















DAFTAR PUSTAKA


Anonim , 2009. Aqua. http://danoneaqua.com. 29 Agustus 2009
Anonim , 2009. Air Minum yang Layak. http://healtylife.blogsopt.com
29 Agustus 2009
Anonim , 2009. Alkalinitas. http://maswira-weblog.com. 30 Agustus 2009
Anonim , 2009. Kesadahan­. http://o-fish.wordpress.com. 30 Agustus 2009
Anonim , 2009.UU Menteri Negara lingkungan Hidup. http://persembahanku.files-wordpress.com. 30 Agustus 2009
Anonim , 2009.Air. http://wikipedia.com. 30 Agustus 2009




























LAMPIRAN A
DATA PERCOBAAN

I. Air Sungai Kenanga Raya
Tabel A-1 Data Analisa Air Sungai



II. Air Aqua
Tabel A-2 Data Analisa Air Aqua


Keterangan : Sampel I : Air Sungai Kenaga Raya
Sampel II : Air Aqua














LAMPIRAN B
PERHITUNGAN


I. Air Sungai Kenanga Raya


















II. Air Aqua




















LAMPIRAN C
PETA PENGAMBILAN SAMPEL



Gambar C.1 Peta Lokasi Pengambilan Sampel
Air Sungai Kenanga Raya


LAMPIRAN D
FOTO LOKASI SAMPEL


Gambar D.1 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.2 Lokasi Pengambilan Sampel Air Sungai Kenanga Raya

Gambar D.3 Praktikan Saat Pengambilan Sampel Air Sungai

Gambar D.4 Praktikan Dan Sampel Air Sungai Kenangan Raya